Jumat, 13 Februari 2009

MUSHOLLA TUA


atap meratap doa
tangan-tangan menyabit gerimis
di hamparan dzikir panjang

di sebuah musholla tua
jibril menggigil
lantaran tubuhnya
terguyur airmata
para peminta

Kamis, 12 Februari 2009

AKU LAUT


aku laut
surut
kemarau rindu
gersang di pulau seberang

kapan hujanmu
datang ?

AIRMATAMU, IBU

Airmatamu, Ibu
Sungai kecil
Tempatku menjernihkan diri
Dan menghanyutkan manja
Di kebeningan kasih sayangmu

Airmatamu, Ibu
Embun pagi
Teduhkan harapan pada setiap kuncup bunga
Dan bermekaran
Diantara kerindangan doamu

Airmatamu, Ibu
Gerimis senja
Mengusap debu-debu di musim kemarauku yang panjang
Suburkan puisi di negri seberang
Tentang rindu, surga di telapak kakimu

Airmatamu, Ibu
Malam-malam basah
Lembab
Dihamparan luas sajadah
Engkau tertusuk khusyuk
Menjadi wasilah kun fayakun

Ibu, dongeng sederhana yang panjang

Airmatamu, Aku

Rabu, 11 Februari 2009

AKULAH ANAKMU, AYAH !

desah angin masih membimbing detakku
mengasah hati di atas bongkahan janji
tentang nasihat yang sesekali menjadi air atau api
Akupun surut dalam kata-katamu

“kembangkan layar,anakku!
langit cerah sisakan harapan
di genggamanmu
jangan biarkan waktu
lelapkanmu menjadi batu”

Seperti abu aku lemah
mengeja limbah-limbah yang meracuni diri
antara berani atau mati
lalu kumuntahkan kerikil-kerikil
pisau-pisau
yang diam-diam menikamku dari belakang

“bukanlah musim serta badai
akan getirkan layar di persimpangan arah
aku takut kalah,ayah”

kutelusuri kerut-kerut di wajahmu
tak ada kata-kata
namun berbicara
seperti furmanNya yang kau bisikkan padaku dulu

“laa ilaaha illa Allah
Muhammadu rasulu Allah”

malam mencair
kegelapan tumpah
matahari dan rembulan kawin dalam gerhana
mencuat jadi tongkat
tegak mengawal hati yang bergerak

“Bismillah…
aku berangkat,Ayah !”

kemudian kau lepaskan airmatamu
patah-patah tapi tak henti-henti
seperti hujan
selalu kurindu diantara dahaga panjangku

“semoga tanah gersang di seberang
menjadi musim semi karenamu”

Amin!

FEBRUARI BASAH

februari mengguyur basah
dengan musimnya
senyummu, kawan
kau sandarkan di kursi pelaminan
syairsyair balasyik
khusyuk menghibur
seusai kau tabur
janji luhur
padanya
wanita yang kau cipta
dalam kuncup malam
silam

dari sebuah perjumpaan

dari ucapmu berkepak sayap
katakata melayang
tanpa suara
namun riuh menyebutmu
berulang kali

engkau
menawarkan sunyi dan belati
untuk aku membacanya semalaman
atau untuk aku pahami
kemudian bunuh diri

ah... aku resah
semoga besok bertemu lagi

Sabtu, 07 Februari 2009

SUATU MALAM


Ku temukan hujan di kelopak matamu
Terlempar
Mereka-reka
Kemarauku
Yang beludru





- Suatu malam -